Monday, July 7, 2008

Bukan Mi Instan

Hm, kalau lagi laper, nggak ada makanan, dan dompet tipis, mi instan adalah salah satu solusinya. Tul nggak? Harga terjangkau, dan yang paling enak..masaknya nggak ribet. Tinggal masak air, cemplungkan mi....jadi deh! Nyam...slurp! Praktis 'n kilat, perut kenyang!

Kalau perkara perut, boleh sih diatasi pake mi instan (walopun nggak boleh sering-sering lho ya!!), tapi kalau masalah hidup?! Apa bisa semuanya teratasi dengan cara instan? Beberapa waktu terakhir ini aku jadi makin sadar kalau manusia itu makin suka cara hidup instan (kadang diriku juga). Pokoknya kita suka yang praktis, cepet, dan nggak ribet. Nggak percaya?! Hampir tiap hari aku denger mahasiswa-mahasiswaku komentar, "Kok sulit sih Miss?", "Aduh, males ya Miss, kok repot.." Mereka selalu pingin yang mudah dan cepat. Selain mahasiswa, orang dewasa juga pingin yang cepet-cepet kan? Mau bukti?! Berapa orang yang memilih 'dibantu' saat ngurus surat-surat seperti KTP, SIM, dll, supaya cepet dan nggak ribet?! Urusan perizinan juga gitu kan? Lebih gampang kasih 'pelicin' supaya semua lancar dan nggak repot. Betul nggak?

Hehehe, manusia sekarang emang nggak mau repot. Sampai-sampai ada slogan baru, "Kalau bisa dibikin mudah, ngapain repot?" Saya juga kadang nggak mau repot, berharap punya alat mandinya Paman Gober. Kita tinggal tidur di bak dan alat-alatnya bekerja sendiri, untuk sikat gigi, sabun, siram air, bahkan pakai handuk. Hahaha...kalau itu mah khayalan orang males! Tapi, jujur saja...setelah saya pikir-pikir, semakin modern peradaban manusia, semakin malaslah manusia si makhluk mulia. Akibatnya, daya tahan mental manusia juga makin merosot. Sekali menghadapi kesulitan aja udah kelimpungan, rasanya dunia mau runtuh. "Sulit Miss, mau bunuh diri aja rasanya." Itu salah satu celetukan dari mahasiswaku. Memang sih aku tahu, dia nggak bakalan bunuh diri (kalau sampai iya, mungkin dosennya ini bakal ikut jadi tersangka hehehe...). Tapi sikap tadi menurutku adalah salah satu akibat manusia sangat dimanjakan oleh berbagai fasilitas dan kondisi yang memudahkan. Pinginnya hidup lancar terus, enak terus, gampang terus...live happily forever and ever...

Well, at the end of my thinking, i realize that life won't be as simple as we want. Justru, Tuhan mengizinkan banyak kesulitan menghadang jalan kita. Dan mestinya, kesulitan-kesulitan itu mengasah kita untuk makin kuat. Emas dimurnikan dengan api kan? So do we, God purify us with many difficulties in our life!

So friends,
hidup itu nggak selamanya bisa seperti mi instan, cepet dan nggak ribet. Sering kita harus mengalami proses mengerjakan ladang, menyebar benih gandum, mengairi, menunggu sampai cukup untuk dituai, mengolahnya sampai jadi tepung, dan membuat adonan mi, memberi berbagai bumbu...supaya hasilnya enak! (hehe, contohnya agak ribet ya :p)

Don't pray for the instant and easy life...,
but pray for the strength, patient, and perseverence,
so you can live your life peacefully and joyously
At the end, you'll see that you become as bright as pure gold!

2 comments:

Anonymous said...

mi instant? buat kamu? cukup, tah?

Anonymous said...

http://christianpramudia.wordpress.com
BLOG BARUUUU