Tuesday, June 15, 2010

Kapan-kapan?



Kemarin, seorang cowok mendekatiku, dan menatapku dengan mata polosnya. Sebuah kalimat meluncur dari bibir mungilnya, "Tante Desi kapan menikah?"


Hahahahaha....bayangkan!! Saya benar-benar kaget mendengar pertanyaan itu. Apalagi, anak inilah yang bertanya padaku:



Jadi, kapan Tante Desi?? Hihihihi....



Sunday, June 13, 2010

What does football teach me


Senangnya, sudah Piala Dunia lagi :)

Setidaknya ada hiburan di tengah-tengah aktivitas yang (cukup) melelahkan hehehe...

Anyway, dari beberapa pertandingan yang sudah berjalan, kupikir sepakbola tak hanya menyuguhkan keindahan permainan individu, kekompakan tim, dan gol-gol spektakuler. Buatku, sepakbola juga mengajarkan refleksi kehidupan.


Every second counts

Kita sering sekali meremehkan waktu. 15 menit, 30 menit, bahkan 1 jam...sering kita buang sia-sia untuk hal-hal yang kurang berguna. Bagi kita, terlambat 15 menit, bukan masalah besar. Dalam pertandingan sepakbola, setiap menit, bahkan setiap detik begitu berharga! Setiap detik adalah peluang untuk mencetak gol. Kesebelasan yang sudah unggulpun, nggak akan berleha-leha, karena setiap detik bisa membalikkan keadaan. Sekali lengah, impian kemenangan bisa buyar.

There are concequences for everything

Setiap pelanggaran atau kesalahan ada konsekuensinya. Kartu kuning, kartu merah, tendangan bebas, tendangan pinalti. Dan yang unik dari sepakbola, pelanggaran atau kesalahan satu orang bisa menghancurkan satu tim! Contohnya blunder yang dibuat kiper Inggris di pertandingan lawan USA kemarin. Kecerobohan seseorang bisa membuat nilai 3 melayang jadi 1 karena hasil seri. Sebaliknya, kegemilangan seorang individu adalah keberhasilan satu tim. What a beautiful game!

Betapa seringnya kita melakukan kesalahan dan pelanggaran dalam hidup. Tapi betapa jarangnya kita menyadari konsekuensi dari kesalahan-kesalahan yang kita buat. Lebih parah lagi, kita sering meremehkan kesalahan yang sudah kita lakukan. "Ah, gitu aja kok!"

Submission to the authority

Sebuah tim beranggotakan 11 orang yang individunya punya gaya bermain, skill, dan kehebatan masing-masing. Tapi sepakbola bukan hanya ajang pamer skill individu. Sepakbola juga nggak hanya bergantung pada kekompakan tim. Sepakbola juga bicara tentang ketundukan 11 orang pemain pada seorang pelatih yang menjadi arsitek tim. Tanpa seorang pelatih, 11 pemain akan seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

Bagaimanapun hebatnya seorang pemain, dia harus hormat, tunduk, taat, dan percaya pada pelatihnya. Keputusan menurunkan seorang pemain berada di tangan sang pelatih. Apapun keputusannya, tak ada seorangpun yang bisa menentang. Kalau dalam sepakbola, seseorang bisa belajar tunduk pada otoritas, bagaimana dalam hidup kita sehari-hari?

Selamat menikmati World Cup 2010!

It's not just a game, but it's teaching us lessons of life!