Entah sejak kapan, aku mulai tertarik pada Kawasan Timur Indonesia (KTI). Mungkin sejak aku punya beberapa teman dari daerah sana. Ambon, Manado, Papua. Mereka sering cerita tentang betapa indahnya alam di daerah mereka. Banyak yang belum terjamah 'tangan-tangan industri kapitalis', dan masih alami. Wow, cerita mereka membuatku bertekad, someday i'll go there! Actually, i like travelling to natural places, more than walking arround and shopping at malls in big city! Here is the pic when I and my friends went to Ijen Crater (Bondowoso) on July 2005.
Unfortunately, it needs much money to reach East Indonesia, especially for the transport cost. And I don't have enough money yet. Anybody wants to donate? ^^ hohoho...
Selain dari teman-temanku, aku juga sering baca dan lihat foto-foto tempat wisata di daerah sana. Dan memang indah!
Alpen di Eropa, Niagara & Grand Canyon di Amerika, dan masih banyak lagi tempat indah lain di dunia. Tapi, kenapa kita nggak belajar mencintai wisata alam di negeri kita sendiri, yang sebenarnya nggak kalah indah dari tempat wisata di belahan dunia yang lain?!
Sayang sekali, masalah di Indonesia selalu sama: penanganan dan pemeliharaan yang buruk!! Tanah Indonesia dianugerahi Tuhan keindahan dan kekayaan alam yang luar biasa. Tapi nyatanya? Indonesia masih termasuk dalam deretan negara miskin di dunia. Saat harga minyak dunia menembus 100 US $/barrel, Indonesia ikut kelimpungan dan ancang-ancang menaikkan harga minyak. Padahal, aku masih ingat betul, waktu SD aku harus menghafalkan hasil alam Indonesia dan tempat-tempat yang menghasilkannya. Dan *lagi-lagi seingatku loh ya!*, Indonesia termasuk negara penghasil minyak dan juga beberapa sumber energi lain. Jadi, kenapa sekarang kita ikut-ikutan terancam, bahkan sudah mengalami krisis energi?
Sekarang balik ke KTI tadi. Dengan kekayaan alam mereka yang begitu besar, mengapa justru KTI merupakan daerah Indonesia yang masih tergolong 'terbelakang' dan belum mengecap modernitas? Lihat saja masyarakatnya! Teman-teman yang aku ceritakan tadi adalah orang-orang yang sangat beruntung, dibandingkan saudara-saudara mereka yang masih menetap di daerahnya, dan tidak bisa mencicipi fasilitas-fasilitas modern di tanah Jawa ini. Kenapa mereka sampai harus jauh-jauh hijrah ke Jawa untuk sekolah? Ya karena pendidikan di daerah mereka masih minim kuantitas dan kualitasnya!
Masyarakat di pedalaman Papua, masih banyak yang memakai koteka. Sementara kekayaan emas, intan, dan tembaga mereka terus dikeruk oleh investor asing. Mahasiswaku yang dari Ambon pernah cerita kalau harga ikan di tempat mereka cukup mahal, sehingga hanya masyarakat tertentu yang bisa beli ikan. Padahal berapa ton ikan yang dihasilkan laut timur Indonesia?? Dan siapa yang menikmatinya??
Aku pernah membayangkan, andai saja semua masyarakat KTI tadi diberi kesempatan untuk belajar ilmu bumi, mungkin mereka akan heran...karena mereka sendiri tidak sempat menikmati hasil alam daerah mereka. Lalu, andai saja mereka diberi kesempatan untuk terbang ke Jawa...mungkin mereka akan marah melihat pertumbuhan dan pembangunan pesat di sini, yang dananya ternyata berasal dari tanah mereka (itu sebabnya aku sangat maklum pada gerakan Papua Merdeka dan sejenisnya).
Seandainya mereka diberi dana lebih untuk membangun daerahnya, fasilitas transportasi yang memadai, tidak mustahil tempat wisata alam mereka bisa setenar Alpen, Niagara Falls, dan teman-temannya. Seandainya masyarakatnya diberi kesempatan untuk sekolah, punya dana yang cukup untuk hidup, mereka pasti menjadi masyarakat yang lebih beradab. Seandainya di sana dibangun airport-airport yang memadai, pasti banyak pesawat yang mau terbang ke sana. Harga tiket tidak terlalu mahal, banyak orang bisa ke sana (including me, of course! ^^) , menikmati keindahan alamnya....
Seandainya ah seandainya....kapan??
Done Giving A
6 years ago
1 comment:
foto itu sepertinya pernah kulihat. aha! itu foto pada tahun 1209 S.M. aku belum lahir itu... wakakaka... wah, perlu dilestarikan tu.
PS: ce, damai ce, jok tegang tegang. makasih ya lunchnya. yu ar co cwit.
Post a Comment