Kalau saja aku bukan dosen dan nggak pelayanan singer di gereja, radang tenggorokan ini nggak akan jadi hal besar. Masalahnya, dengan dua aktivitas tadi (ngajar dan nyanyi), tenggorokan dan pita suara adalah modal utama. Nah, kalau penyakit kambuhanku justru di situ, berabe juga kan?
Yah, thank God lewat hal simpel seperti ini ternyata Tuhan bermaksud mengajarku. Dulu aku sempat bertanya-tanya, kenapa kelemahan terbesarku justru di bidang utama kehidupanku (pekerjaan dan pelayanan)? Kenapa -kalaupun misalnya aku harus punya sakit- yah...setidaknya sakit yang nggak mengganggu pekerjaan dan pelayananku (btw, emang ada sakit yang nggak ngganggu ya? hehehe...). Yah, pokoknya begitulah pikiranku dulu. Tapi, waktu aku merenungkan lagi (sambil uhuk-uhuk), aku jadi sadar. Justru karena aku punya kelemahan dalam bagian penting kehidupanku, aku harus lebih bersandar pada Tuhan. Justru karena aku sering radang tenggorokan, aku lebih berserah saat harus mengajar atau menyanyi. Aku lebih sadar, kalau aku bisa bersuara dengan baik, itu bukan karena kemampuanku, tapi semata-mata Tuhan yang memampukan.
Setiap manusia punya kelemahan,
agar ia sadar dan tunduk pada kedaulatan Penciptanya.
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna"
- 2 Kor 12:9 -
No comments:
Post a Comment