Tuesday, April 29, 2008

Tuhan vs Uang


Akhir bulan atau awal bulan selalu dinantikan para pekerja di seluruh dunia. Termasuk diriku dooong hehehe...

Di kantorku, hari gajian selalu ditandai dengan pembagian amplop coklat yang...*taraaaa* di dalamnya berisi slip gaji. Jadi, mata teman-temen kantorku (sekali lagi, termasuk diriku) selalu berbinar-binar tiap memandang amplop coklat tergeletak di meja.

Bulan ini, PUJI TUHAN, angka di slip gajiku agak beda dari biasanya. Ada tambahan rapel dari bulan lalu. Dan itu berarti gajiku mengalami peningkatan. Tentu hatiku sangat senang hehehe... (dasar manusia!)

Nah, seperti biasa, habis terima gaji....Nita melakukan ritual: mengalokasikan anggaran untuk bulan depan. Dan, seperti biasa juga...ritual ini selalu diakhiri dengan hembusan nafas panjang. Kalian yang sudah kerja, pasti bisa menebak kenapa. Ya! Karena rasanya pengeluaran selalu banyaaaaak...Rasa sukacita karena gajian mulai terkikis karena pada kertas hitungan selalu terlihat tanda - (pengurangan). Hehehe..but, that's life!

Yang aku mau sharing-kan di sini, adalah masalah perpuluhan. Kalau gaji kita makin besar, automatically perpuluhan kita juga makin banyak kan? Harusnya, itu nggak jadi masalah. Toh, gaji naik....Tapi yang namanya manusia, selalu punya kecenderungan cinta uang hiks.. Waktu melihat nominal yang besar untuk alokasi perpuluhan...rasanya emaaaan banget! Selalu ingin bikin excuse, "Tuhan, bulan ini keperluanku juga banyak. Kurangi sedikit, nggak apa-apa ya Tuhan..." Yah, pokoknya rengekan-rengekan semacam itu.

Fuuuh...thank God! Setelah bergumul cukup keras...Minggu kemarin pas kebaktian, aku dikuatkan untuk memberikan perpuluhan tepat pada porsinya, tepat pada waktunya (soalnya sempet berencana nunda minggu depannya lagi). Aku berusaha tidak mengingat lagi besar jumlahnya, pokoknya masukkan amplop...daaan masukkan kantong persembahan! Wuaaah...lega banget waktu amplop itu sudah tercemplungkan ke dalam kantong. Rasanya berhasil mengalahkan sesuatu yang besar banget: cinta uang!

Wuh, kenapa ya kita selalu merasa eman sama uang ya? Bahkan waktu harus dihadapkan antara uang dan Tuhan. Padahal, yang ngasih uang itu kan juga Tuhan. Dan Tuhan cuman minta sepersepuluh. Itupun bukan untuk 'ngasih' Tuhan, tapi sebagai rasa syukur kita padaNya. Tapi betapa seringnya kita jadi sangat pelit pada Tuhan, perhitungan sama Tuhan. Coba bayangkan kalau Tuhan yang perhitungan sama kita...bisa dipastikan kita nggak bisa hidup!!

Pernah menggumulkan hal yang sama? Wanna share?


6 comments:

Abraham Sutanto said...

mengenai perpuluhan menurutku sih serelanya aja deh haha..
daripada kaya siapa tuh di Alkitab yang memberi karena ingin dilihat orang saja malah di hukum mati (hiii ngeri dech haha).
Yang lebih penting menurutku adalah bagaimana kita mengelola keuangan kita sebaik2nya sesuai dengan kehendak Allah. dengan demikian kita bukannya lagi cm memberi 10% tapi 100% karena aku menganggap dengan kita menggunakan/mengelola keuangan/berkat Tuhan sesuai dengan kehendakNya itu berarti aku mempertanggungjawabkan dengan baik berkat2Nya dan itu perpuluhanku. Intinya: Perpuluhan tidak sama dengan persembahan 10% tiap bulan ke gereja. Perpuluhan tidak harus disembahkan ke Gereja. Yah gitu lah menurutku ^__^

dy_nita said...

hm hm...menurutku sih ga bisa serelanya bram. karena God has given the best for us, so we must give the best for Him. nah masalahnya, persepsi kita ttg 'serelanya' tuh biasanya 'seadanya'. dan 'seadanya' di mata manusia yang cenderung materialistis tuh, pasti sesedikit mungkin :) jadi, kalo Alkitab bilang 1/10, ya segitu. kalo mau lebih monggo, tp ya minimal 1/10. dan tentunya harus dibarengi dengan kerelaan karena itu td, kita sudah dikasih yang terbaik.
100% oke, tp mungkin bukan dalam hal materi ya, tp totalitas hidup. nah, kalo perpuluhan ndak harus ke gereja, aku kurang setuju lagi. jd, menurutku perpuluhan tuh dikasih ke tempat kita merasa iman kita bertumbuh. then, kalo mau kasih ke yang lain, ya itu persembahan yang lain lagi. bukan perpuluhan.
gmn bram?
btw, nice to have discussion w/ u at blog again :)

Abraham Sutanto said...

Totalitas hidup = keseluruhan hidup kita, baik waktu, tenaga, pikiran, talenta, apapun juga termasuk uang/harta kita...
Nah ketika kita benar2 memberikan keseluruhan itu untuk dipimpin oleh Tuhan itu berarti kita sudah memberikan seluruhnya untuk Tuhan benar begitu? nah itu maksudku..
(btw kalimat pertama serelanya itu kan cm becanda hehe). Maksud sebenarnya adalah seperti itu.. Jadi kita mau pakai totalitas hidup kita untuk kemuliaan Tuhan maka kita sudah memberikan 100% untuk Tuhan. Benar ngak?

dy_nita said...

nah, kalo yang terakhir ini saya setuju bapa abraham :D
tp bukan berarti kalo udah pelayanan dll, trus mikir ndak usah perpuluhan lagi loh :D
coz, persembahan itu kan ucapan syukur...nah, kalo bener2 bersyukur, mestinya 10% materi tuh termasuk kecil ya kan, kalo dibandingkan dengan kasih Tuhan kita. tul nggak?

Anonymous said...

telat kasih comment but still this post very good. hehehe

what oi think is:
1. perpuluhan adalah kewajiban. thats why its call "memBAYAR perpuluhan" bukan "memBERI perpuluhan" ini yg membedakan dengan "memBERI persembahan". so you have to pay your perpuluhan (thats mean 10%).... bukan mau menyombong mi. tapi anakmu ini sudah melewati masa2 eman kasih perpuluhan dengan lancar.. dan sekarang justru diberkati luar biasa sampe2 bisa memberi perpuluhan rata2 2 kali dalam sebulan. hehehe.....
2. setauku ya mi...kita tuh bukan diminta mengelola keuangan. tapi justru mengelola TALENTA.. dan kita diajarkan justru bukan mengIRIT tapi memBERI dari kekurangan kita (banyak contohnya mi.. janda sarfat yang memberi air dan roti TERAKHIRNYA ke elia, terus bagaimana Tuhan mengatakan ada seorang miskin yang justru memberikan lebih banyak daripada orang kaya, etc). so what i feel is.. bagaimana kita bisa bergantung dan pasrah kepadaNya. karena kita anak2nya. dan janjiNya adalah kita meminta dan kita diberi. belive me mi... money is not the everything, i know because i start from nothing till now and still feel not enough about money. but then i realize that i live because of HIM not MONEY. i got what i need because of HIM not MONEY. and i can do things because of HIM not MONEY.
3. and...the last about perpuluhan is: "sudahkah kita membayar perpuluhan WAKTU kita sehari yang 24 HOURS? and thats mean 2,4 HOURS everyDAY for HIM?? He miss us...

salam

dy_nita said...

@ my son:
yup, kapan hari aku juga denger khotbah. pengkhotbahnya bilang, jangan pakai istilah 'memberi persembahan', tapi mempersembahkan. kita nggak sedang ngasih Tuhan, tapi kita mempersembahkan syukur kita pada Tuhan.

soal perpuluhan waktu, jujur masih sulit. tapi, ya! memang kita harus terus tekun belajar mempersembahkan waktu kita pada Tuhan. at the end, mempersembahkan hidup kita secara total.

aku dapat satu ungkapan bagus tentang mempersembahkan (apapun) pada Tuhan. "Memaksa diri untuk rela, rela untuk memaksa diri"

wow! nice sharing ya Di ^^